Fidelia Depari | ghiboo.com –Insomnia adalah kondisi yang ditandai dengan kesulitan saat tidur. Ini mencakup spektrum yang luas dari gangguan tidur, dari tidak cukup tidur, serta kurang tidur berkualitas. Ronald Kessler, penulis utama Harvard Medical School, mengatakan insomnia berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan.
Sebagaimana dilansir dari Medical News Today, Insomnia dipisahkan menjadi tiga jenis: pertama, Transient insomnia, gejala berlangsung selama hanya beberapa hari atau paling lama seminggu. Kedua, Akut (jangka pendek) insomnia, gejala berlangsung selama beberapa minggu dan Ketiga, Insomnia kronis, gejala berlangsung selama beberapa bulan dan bahkan bertahun-tahun.
"Semua kelompok usia dapat terkena insomnia. Perempuan yang lebih dewasa lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki dewasa," ujar Kessler.
Insomnia dapat menyebabkan kecemasan, depresi, obesitas, miskin kinerja sekolah. Hal ini juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia, yang pada gilirannya meningkatkan risiko dan beratnya penyakit jangka panjang.
Dalam studi ini, Kessier dan tim mengumpulkan data pada 7.428 karyawan dari studi Insomnia Amerika, yang didanai oleh perusahaan farmasi Sanofi-Aventis. Para individu ditanya tentang pola tidur, kinerja, antara pertanyaan lain.
Mereka menemukan bahwa 23,2% dari peserta mengalami insomnia. Sementara pekerja berusia setidaknya 65 tahun memiliki tingkat terendah insomnia (14,3%), itu mempengaruhi 27,1% perempuan yang bekerja dan 19,7% pria bekerja.
Insomnia dapat disebabkan oleh obat-obatan, alkohol, obat-obatan, kafein, nikotin, gangguan dalam ritme sirkadian (jet lag, shift kerja), stres, kecemasan, depresi, lesi otak, nyeri kronis, dan beberapa kondisi medis.