REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di awal kemerdekaan, Istana Gambir berubah nama menjadi Istana Merdeka. Alasan perubahan nama itu terkait dengan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Kerajaan Belanda.
Kepada rombongan "Melancong Bareng Abah Alwi: Jejak Proklamator Soekarno-Hatta", pemerhati Sejarah, Alwi Shahab, menuturkan saat itu Indonesia tengah berjuang keras mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Kerajaan Belanda.
Setelah berjuang keras, akhirnya Indonesia menandatangi naskah pengakuan pada 1949. “Waktu itu RI diwakili oleh Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan kerajaan Belanda diwakili AHJ Lovinnk, Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia,” kata Abah Alwi, sapaan Akrabnya.
Dalam upacara pengakuan kedaulatan itu, cerita Abah, bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini, diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan.
“Saat Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka,” ungkap Abah.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28 Desember 1949, lanjut Abah, Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dari Yogyakarta dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950.
Kepada rombongan "Melancong Bareng Abah Alwi: Jejak Proklamator Soekarno-Hatta", pemerhati Sejarah, Alwi Shahab, menuturkan saat itu Indonesia tengah berjuang keras mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Kerajaan Belanda.
Setelah berjuang keras, akhirnya Indonesia menandatangi naskah pengakuan pada 1949. “Waktu itu RI diwakili oleh Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan kerajaan Belanda diwakili AHJ Lovinnk, Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia,” kata Abah Alwi, sapaan Akrabnya.
Dalam upacara pengakuan kedaulatan itu, cerita Abah, bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini, diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan.
“Saat Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka,” ungkap Abah.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28 Desember 1949, lanjut Abah, Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dari Yogyakarta dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar