Pakar Sejarah, JJ Rizal, mengatakan informasi tentang semur berasal dari tradisi mengolah daging dan ikan, serta sayuran yang dikenal sejak masa berburu dan meramu di abad ke-9 Masehi. Informasi itu terekam dalam relief candi Borobudur, Candi Prambanan dan Kitab Ramayana.
Lalu, bangsa pendatang yang berasal dari India dan Timur Tengah mulai memperkenalkan penggunaan rempah-rempah sebagai bahan dasar menyajikan masakan. Tradisi itu diperkuat kedatangan Cina peranakan yang masuk melalui penggunaan kecap dalam masakan.
Selanjutnya, datang bangsa Eropa yang menyempurnakan sajian daging dengan menggunakan kecap. Peranakan Eropa atau Indo (Indische) menyebut masakan itu sebagai smoor atau semur dalam lafal Bahasa Indonesia. "Perlu dicatat, otentisitas semur sebagai masakan Indonesia itu berasal dari penggunaan rempah-rempah dan kecap manis," ungkap Rizal.
Rempah misalnya, merupakan hasil alam Indonesia Timur yang banyak diburu oleh bangsa Eropa, Timur Tengah dan Cina. Rempah yang dimaksud antara lain pala, cengkeh dan lada. Sementara kecap aslinya berasal dari Cina. Bedanya, kecap Cina cenderung asin.
Sedangkan kecap Indonesia berasa manis lantaran dicampur gula merah, yang juga asli Indonesia. "Jadi, tak diragukan lagi, semur merupakan produk asli budaya kita yang dipengaruh kultur Timur Tengah, Cina dan Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar